Kang Subhan Bae Lah
ini cerita nyata....
Ditengah rapat pesantren.. dalam suasana yang serius namun
santai.seorang ustad senior kebetulan duduk bersebelahan dengan ustad
muda dari madura
sang ustad senior tersenyum seraya menawarkan bungkus rokok
ditangannya kepada ustad muda itu." panjenengan ngeses mas?",kata ustad
senior."billahi mboten!!! ",jawab ustad muda sambil tiba-tiba wajahnya
kelihatan geram.sontak para u...stad lain disekelilingnya menoleh dan
bertanya ada apa? Kok tiba-tiba marah?.
"saya dituduh kentut,masa rapat kok kentut… emang saya gak punya
adab? " .jawab ustad muda dari madura dengan menahan geram. " saya kan
tadi cuman nawarin rokok? saya bilang... njenengan ngeses mas? ,apa saya
salah? ". ujar ustad senior dengan wajah masih penuh tanda tanya.
"hahahaha... memang beda bahasa.. ngeses itu bahasa jawa
kromo,maksudnya kamu merokok? tapi disangka nuduh kentut karna bunyi
kentut adalah sessss... dan dikira ngeses adalah bahasa jawa halus dari
kentut ,hahahaha", kata ustad2 lain sambil tertawa.rupanya ustad madura
kurang menguasai bahasa jawa halus.
"oh,maaf ustad saya emang belum bisa bhs jawa...maaf", spontan ustad madura itu meminta maaf...
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Wednesday, June 12, 2013
17 +
Kang Subhan Bae Lah
H.O.K.I : Serius Tapi Lucu
NB : dilarang membaca bagi yang belum 17+
Pada suatu hari, seorang santri yang tekun mempelajari hadis dan ilmu hadis hendak menikah. Ia ingin mengamalkan hadis Nabi saw: An-Nikâhu sunnatî faman raghiba ‘an sunnatî falaysa minnî, artinya: “Menikah itu adalah sunnahku, barangsiapa yang tidak menyukai sunnaku, maka ia bukan dari golonganku.”
... Awalnya ia meneliti keshahihan itu juga bertanya pada gurunya. Kesimpulannya hadis itu shahih bahkan mutawatir. Sang santri pun menentukan hari untuk melangsungkan pernikahannya dengan calon istri pilihannya dan pilihan orang tuanya. Kemudian terjadilah pernikahan yang Islami.
Sang santri sangat fanatik dengan hadis yang ia yakini keshahihannya, tanpa memperdulikan tradisi, situasi dan ocehan orang lain. Yang penting baginya menjalankan hadis dan sunnah Nabi saw.
Pada malam pertama pernikahannya, ia berkata dalam hatinya: saya harus memulai hubunganku dengan istriku berdasarkan hadis dan sunnah Nabi saw. Saat akan mulai menggauli istrinya ia berkata dalam hatinya bahwa Rasulullah saw bersabda “Khayrul umûr awsathuhâ”, artinya: urusan yang terbaik itu adalah yang di tengah-tengah.
Ia mulai mengukur tubuh istrinya sesuai dengan bunyi hadis itu, lalu ia menggauli istrinya. Ternyata, berkali-kali tidak berhasil masuk sebagaimana mestinya. Ia bergumam dalam hatinya: istriku benar-benar gadis. Lalu ia berkata pada istrinya: Istriku sayang, kamu benar-benar gadis. Istrinya berbisik ke telinga suaminya: Mas, itu salah kurang ke bawah sedikit. Sang suami membalas bisikannya: Tidak, ini benar berdasarkan hadis Nabi saw: Yang di tengah-tengan itu urusan yang paling baik. Terjadilah diskusi antara dua pasangan penganten baru soal hadis dan hal yang faktual.
Karena semalam suntuh tak berhasil menggauli istrinya, maka esok pagi ia datang ke gurunya untuk mempertanyakan keshahihan hadis itu. Ia bertanya kepada gurunya: Kiyai, shahihkah hadis yang berbunyi: Khayrul umuri awsathuha? Shahih, mengapa? Jawab sang guru. Tadi malam saya praktekkan hadis itu pada istri saya, tidak berhasil. Sang guru tersenyum lalu menjawab: Oh, kalau dipraktekkan pada urusan yang itu, harus ditambah lagi satu jengkal ke bawah. Sang santri diam, kemudian pulang. Ala kulli hal, setelah mempraktekkan nasehat gurunya ia berhasil melakukan hubungan dengan istrinya, dan istrinya tersenyum. Waduh..waduh..waduh… sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
H.O.K.I : Serius Tapi Lucu
NB : dilarang membaca bagi yang belum 17+
Pada suatu hari, seorang santri yang tekun mempelajari hadis dan ilmu hadis hendak menikah. Ia ingin mengamalkan hadis Nabi saw: An-Nikâhu sunnatî faman raghiba ‘an sunnatî falaysa minnî, artinya: “Menikah itu adalah sunnahku, barangsiapa yang tidak menyukai sunnaku, maka ia bukan dari golonganku.”
... Awalnya ia meneliti keshahihan itu juga bertanya pada gurunya. Kesimpulannya hadis itu shahih bahkan mutawatir. Sang santri pun menentukan hari untuk melangsungkan pernikahannya dengan calon istri pilihannya dan pilihan orang tuanya. Kemudian terjadilah pernikahan yang Islami.
Sang santri sangat fanatik dengan hadis yang ia yakini keshahihannya, tanpa memperdulikan tradisi, situasi dan ocehan orang lain. Yang penting baginya menjalankan hadis dan sunnah Nabi saw.
Pada malam pertama pernikahannya, ia berkata dalam hatinya: saya harus memulai hubunganku dengan istriku berdasarkan hadis dan sunnah Nabi saw. Saat akan mulai menggauli istrinya ia berkata dalam hatinya bahwa Rasulullah saw bersabda “Khayrul umûr awsathuhâ”, artinya: urusan yang terbaik itu adalah yang di tengah-tengah.
Ia mulai mengukur tubuh istrinya sesuai dengan bunyi hadis itu, lalu ia menggauli istrinya. Ternyata, berkali-kali tidak berhasil masuk sebagaimana mestinya. Ia bergumam dalam hatinya: istriku benar-benar gadis. Lalu ia berkata pada istrinya: Istriku sayang, kamu benar-benar gadis. Istrinya berbisik ke telinga suaminya: Mas, itu salah kurang ke bawah sedikit. Sang suami membalas bisikannya: Tidak, ini benar berdasarkan hadis Nabi saw: Yang di tengah-tengan itu urusan yang paling baik. Terjadilah diskusi antara dua pasangan penganten baru soal hadis dan hal yang faktual.
Karena semalam suntuh tak berhasil menggauli istrinya, maka esok pagi ia datang ke gurunya untuk mempertanyakan keshahihan hadis itu. Ia bertanya kepada gurunya: Kiyai, shahihkah hadis yang berbunyi: Khayrul umuri awsathuha? Shahih, mengapa? Jawab sang guru. Tadi malam saya praktekkan hadis itu pada istri saya, tidak berhasil. Sang guru tersenyum lalu menjawab: Oh, kalau dipraktekkan pada urusan yang itu, harus ditambah lagi satu jengkal ke bawah. Sang santri diam, kemudian pulang. Ala kulli hal, setelah mempraktekkan nasehat gurunya ia berhasil melakukan hubungan dengan istrinya, dan istrinya tersenyum. Waduh..waduh..waduh… sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Mencuri Ikan
Kang Subhan Bae Lah
Mencuri Ikan
sejak masih anak anak, Gus Dur memang terkenal usil dan nakal, dan biasa mencuri tebu di lori milik sebuah perusahaan Gula di Jombang. bahkan ketika masih nyantri, Gus Dur berani mencuri ikan di kolam ikan milik Kyainya.
saat Gus Dur masih remaja dan sedang nyantri di pondok pesantren tegalrejo, magelang. saat itu kyainya adalah KH. Khudlori, di pesantren itu Gus Dur terkenal sebagai santri yang mbleno dan rasa nyleneh alias nakal.
suatu hari Gus Dur bersama santri lain mencuri ikan milik Kyainya. seperti operasi intelejen, semua mendapat tugas masing masing... Gus Dur kebagian tugas sebagai pengawas. kalau ada tanda tanda Pa Yai bangun malam tugas Gus Dur adalah memberi tahu teman temannya untuk menyudahi acara penangkapan ikan di kolam pa yai ( nYolong ).
setelah tugas dan rencana menggasak ikan di kolam ikan milik pa yai disepakati, mulailah santri santri Mbeling itu beraksi. karena kolamnya cukup besar, maka diperlukan jaring yang agak besar agar bisa dapat ikan banyak. kira kira sudah mendapatkan dua bungkus kantong kresek ikan, tiba tiba pa yai bangun dari tidur, tentu saja paran santri yang sedang beraksi mencuri ikan lari kalang kabut karena takut aksinya ketangkap basah. masing masing berusaha menyelamatkan diri dan cepat cepat berlari ke kamar dan berlagak seperti tidak terjadi apa apa.
hanya Gus Dur yang tidak sempat menyelamatkan diri, karena sejak muda Gus Dur sudah memakai kaca mata, salah satu sebab Gus Dur tidak sempat melarikan diri adalah soal matanya yang tiak mau diajak kerjasama.
mau tidak mau Gus Dur harus berhdapan dgan Pa Yai. tau kalau Gus Dur tertangkap, maka teman temannya merasa kawatir dan was was kalau nanti Gus Dur tertangkap dan melapor bahwa merekalah yang telah mencuri ikannya pa Yai. jika ini terjadi maka tidak ada ampun lagi bagi Gus Dur. dia akan dikerjai teman temnny karena telah melanggar kesepakatan bersama.
belum sempat ditanya pa Yai, Gus Dur terlebih dahulu berkata " ini pa yai........ ikan ikan yang habis dijaring teman teman,, ada dua plastik. kata Gus Dur hati hati.
"Oh ya.. tolong dibawa ke dapur, nanti ikan ikannya dibakar sekalian" katanya pa Yai.
"Inggih pa Yai... kata Gus Dur"
selamatlah Gus Dur dari tuduhan kalau dialah yang punya ide mencuri iakn Pa Yai sekaligus menjadi pemimpin pencurian tersebut.
bahkan selang beberapa waktu, Gus Dur malah di ajak Pa Yai untuk makan bersama dengan Pa Yai guna menikmati hasil tangkapannya itu.]
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Mencuri Ikan
sejak masih anak anak, Gus Dur memang terkenal usil dan nakal, dan biasa mencuri tebu di lori milik sebuah perusahaan Gula di Jombang. bahkan ketika masih nyantri, Gus Dur berani mencuri ikan di kolam ikan milik Kyainya.
saat Gus Dur masih remaja dan sedang nyantri di pondok pesantren tegalrejo, magelang. saat itu kyainya adalah KH. Khudlori, di pesantren itu Gus Dur terkenal sebagai santri yang mbleno dan rasa nyleneh alias nakal.
suatu hari Gus Dur bersama santri lain mencuri ikan milik Kyainya. seperti operasi intelejen, semua mendapat tugas masing masing... Gus Dur kebagian tugas sebagai pengawas. kalau ada tanda tanda Pa Yai bangun malam tugas Gus Dur adalah memberi tahu teman temannya untuk menyudahi acara penangkapan ikan di kolam pa yai ( nYolong ).
setelah tugas dan rencana menggasak ikan di kolam ikan milik pa yai disepakati, mulailah santri santri Mbeling itu beraksi. karena kolamnya cukup besar, maka diperlukan jaring yang agak besar agar bisa dapat ikan banyak. kira kira sudah mendapatkan dua bungkus kantong kresek ikan, tiba tiba pa yai bangun dari tidur, tentu saja paran santri yang sedang beraksi mencuri ikan lari kalang kabut karena takut aksinya ketangkap basah. masing masing berusaha menyelamatkan diri dan cepat cepat berlari ke kamar dan berlagak seperti tidak terjadi apa apa.
hanya Gus Dur yang tidak sempat menyelamatkan diri, karena sejak muda Gus Dur sudah memakai kaca mata, salah satu sebab Gus Dur tidak sempat melarikan diri adalah soal matanya yang tiak mau diajak kerjasama.
mau tidak mau Gus Dur harus berhdapan dgan Pa Yai. tau kalau Gus Dur tertangkap, maka teman temannya merasa kawatir dan was was kalau nanti Gus Dur tertangkap dan melapor bahwa merekalah yang telah mencuri ikannya pa Yai. jika ini terjadi maka tidak ada ampun lagi bagi Gus Dur. dia akan dikerjai teman temnny karena telah melanggar kesepakatan bersama.
belum sempat ditanya pa Yai, Gus Dur terlebih dahulu berkata " ini pa yai........ ikan ikan yang habis dijaring teman teman,, ada dua plastik. kata Gus Dur hati hati.
"Oh ya.. tolong dibawa ke dapur, nanti ikan ikannya dibakar sekalian" katanya pa Yai.
"Inggih pa Yai... kata Gus Dur"
selamatlah Gus Dur dari tuduhan kalau dialah yang punya ide mencuri iakn Pa Yai sekaligus menjadi pemimpin pencurian tersebut.
bahkan selang beberapa waktu, Gus Dur malah di ajak Pa Yai untuk makan bersama dengan Pa Yai guna menikmati hasil tangkapannya itu.]
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
KISAH PENCIPTA TECHNOLOGY "TOUCH SCREEN"
'Sirrul Maknun Al-Azhar
KISAH PENCIPTA TECHNOLOGY
"TOUCH SCREEN"
Ini kisahnya:
Pada suatu saat seorang
Ilmuwan Manca Negara makan di
... WARTEG. Setiap PENGUNJUNG yang datang ditanya oleh Pelayan
Warteg:
Pelayan: "Makan pake apa?"
Pengunjung menempelkan jarinya
ke kaca (menunjuk makanan di
baliknya) Pelayan:... "Makan pake apa
lagi?"
Pengunjung menempelkan jarinya
ke kaca lagi.
Pelayan: "Apa lagi?"
Pengunjung kembali menempelkan jarinya ke kaca...
Beberapa detik kemudian
makananpun sudah siap tersaji.
SANG ILMUWAN pun berdecak
kagum, ternyata technology di
Indonesia luar biasa majunya. Tak ayal lagi merekapun
menjiplaknya untuk TV, LAPTOP,
PDA Blackberry Torch dan Ipad
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
KISAH PENCIPTA TECHNOLOGY
"TOUCH SCREEN"
Ini kisahnya:
Pada suatu saat seorang
Ilmuwan Manca Negara makan di
... WARTEG. Setiap PENGUNJUNG yang datang ditanya oleh Pelayan
Warteg:
Pelayan: "Makan pake apa?"
Pengunjung menempelkan jarinya
ke kaca (menunjuk makanan di
baliknya) Pelayan:... "Makan pake apa
lagi?"
Pengunjung menempelkan jarinya
ke kaca lagi.
Pelayan: "Apa lagi?"
Pengunjung kembali menempelkan jarinya ke kaca...
Beberapa detik kemudian
makananpun sudah siap tersaji.
SANG ILMUWAN pun berdecak
kagum, ternyata technology di
Indonesia luar biasa majunya. Tak ayal lagi merekapun
menjiplaknya untuk TV, LAPTOP,
PDA Blackberry Torch dan Ipad
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Makelar
Kang Subhan Bae Lah
Lebih enak jadi Mekelar Motor....
------------------------------ ---------
Gus Dur.
di suatu waktu, Gus Dur di tnya oleh wartawan tentang isu menikahnya dessy dg latif.
... wartawan: Gus.. apakah Gus Dur ikut jadi mak somblangnya dessy dengan latief..? yang dimaksud latief adalah Mentri tenaga kerja A. Latief dengan artis Dessy Ratna Sari.
jawabnya Gus Dur: Ah nggak... dari pada jadi makelar begituan lebih enak jadi makelar motr.
mendengar jwban tersbt, si wartawan terus mengejar
Wartawan: apa untungnya lebih besar menjadi makelar motor Gus.....
Gus Dur : bukan begitu... bayangkan. kalau jd makelar kawin itu susah.. kalau makelar motor kan bisa NGELAPI dan NYOBAIN lalu NUMPAKI. coba, mana bisa beegitu kalau jdi makelar kawinan..? jngankan mau NUMPAKI, mencet klakson saja dilarang....
jawaban itu sontak membuat terpingkal pingkal para wartawan.
..https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Lampu Kuno
Ajid Aziz Al-Abbasiyy
Lampu Kuno
Kisah nyata ini terjadi saat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi berniat membeli sebuah lampu kuno di sebuah toko yang menjual barang-barang antik di Surabaya.
Terjadilah percakapan menarik antara Cak Hasyim, begitu Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur, akrab dipanggil dengan si penjual lampu kuno.
...
“Ini lampu kuno Pak Haji,” kata si penjual kepada Cak Hasyim. Saat itu si penjual belum sadar kalau orang yang berada di hadapannya adalah pemimpin tertinggi ormas Islam terbesar di Indonesia ini.
“Berapa harganya?” tanya Cak Hasyim.
“Kalau yang kuno itu Rp 1.650.000, Pak Haji. Ini ada juga yang baru. Kalau yang baru harganya lebih murah, Rp 650 ribu,” jawab si penjual seraya menunjuk pada sebuah lampu baru yang juga menjadi koleksinya.
Karena memang berniat membeli yang kuno, Cak Hasyim tak memerhatikan sebuah lampu baru yang ditunjukkan si penjual tadi. Cak Hasyim tampak serius mengamati sebuah lampu dibilang kuno.
Beberapa saat mengamati, Cak Hasyim kemudian bertanya, “Kayaknya ini baru ah, nggak kuno. Kalau baru berarti harganya kan Rp 650 ribu.”
Si penjual terdiam sejenak dan tampak terlihat berpikir keras. Tak lama si penjual berkata, “Alaaaah… Pak Haji, dibiarin aja kan nanti lama-lama juga kuno sendiri.”
Mendengar jawaban si penjual, Cak Hasyim terdiam. Dari raut wajahnya, seakan-akan Cak Hasyim ingin berkata, “Boleh juga alasannya.”
Tak mau kalah, Cak Hasyim memutuskan untuk membeli lampu yang diinginkan tadi dan tentunya sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk membalas jawaban si penjual. “Ya sudah, saya beli yang ini,” kata Cak Hasyim sambil menyerahkan sejumlah uang berjumlah Rp 650 ribu.
Si penjual tampak kebingungan setelah menerima uang tersebut. Pasalnya, harga untuk sebuah lampu kuno adalah Rp 1.650.000. Tapi Cak Hasyim hanya membayar Rp 650 ribu saja.
“Lho, sisanya mana?” tanya si penjual penasaran.
Spontan Cak Hasyim menjawab, “Sisa uangnya nanti kalau sudah kuno.”
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Lampu Kuno
Kisah nyata ini terjadi saat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi berniat membeli sebuah lampu kuno di sebuah toko yang menjual barang-barang antik di Surabaya.
Terjadilah percakapan menarik antara Cak Hasyim, begitu Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur, akrab dipanggil dengan si penjual lampu kuno.
...
“Ini lampu kuno Pak Haji,” kata si penjual kepada Cak Hasyim. Saat itu si penjual belum sadar kalau orang yang berada di hadapannya adalah pemimpin tertinggi ormas Islam terbesar di Indonesia ini.
“Berapa harganya?” tanya Cak Hasyim.
“Kalau yang kuno itu Rp 1.650.000, Pak Haji. Ini ada juga yang baru. Kalau yang baru harganya lebih murah, Rp 650 ribu,” jawab si penjual seraya menunjuk pada sebuah lampu baru yang juga menjadi koleksinya.
Karena memang berniat membeli yang kuno, Cak Hasyim tak memerhatikan sebuah lampu baru yang ditunjukkan si penjual tadi. Cak Hasyim tampak serius mengamati sebuah lampu dibilang kuno.
Beberapa saat mengamati, Cak Hasyim kemudian bertanya, “Kayaknya ini baru ah, nggak kuno. Kalau baru berarti harganya kan Rp 650 ribu.”
Si penjual terdiam sejenak dan tampak terlihat berpikir keras. Tak lama si penjual berkata, “Alaaaah… Pak Haji, dibiarin aja kan nanti lama-lama juga kuno sendiri.”
Mendengar jawaban si penjual, Cak Hasyim terdiam. Dari raut wajahnya, seakan-akan Cak Hasyim ingin berkata, “Boleh juga alasannya.”
Tak mau kalah, Cak Hasyim memutuskan untuk membeli lampu yang diinginkan tadi dan tentunya sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk membalas jawaban si penjual. “Ya sudah, saya beli yang ini,” kata Cak Hasyim sambil menyerahkan sejumlah uang berjumlah Rp 650 ribu.
Si penjual tampak kebingungan setelah menerima uang tersebut. Pasalnya, harga untuk sebuah lampu kuno adalah Rp 1.650.000. Tapi Cak Hasyim hanya membayar Rp 650 ribu saja.
“Lho, sisanya mana?” tanya si penjual penasaran.
Spontan Cak Hasyim menjawab, “Sisa uangnya nanti kalau sudah kuno.”
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Kisah Nyata di Pondok Pesantren Buntet Kyai Akyas Bukan Sayyidina Umar R.A.
Dalam sebuah kelas di PGA (Pendidikan
Guru agama) sekitar tahun 70an sedang berlangsung pelajaran Bahasa Arab
yang diasuh oleh KH. Chowas Nuruddin, Salah seorang kyai pengasuh Pondok
Buntet Pesantren lulusan PP.Modern Gontor Ponorogo.
Sepe...rti biasanya Pak Chowas (begitu biasa beliau disapa oleh santri santrinya) memulai pelajarannya dengan “HIWAR” atau conversation. Satu persatu beliau memberi pertanyaan kepada murid-muridnya dengan berbahasa Arab.
Selesai berdialog beliau melanjutkan pelajaran berikutnya dengan membaca “QIRO’AH” atau reading. Beliau membacanya dengan fasih kemudian diikuti oleh para siswa. Qiroah yang dibaca oleh siswa siswa kelas 1 PGA itu bercerita tentang kecerdasan seorang anak kecil menghadapi sayyidina Umar Bin Khatthab RA salah seorang shahabat Rasul yang terkenal sangat keras.
Isi Cerita dalam qiroah tersebut kira-kira begini :
“Suatu hari ketika anak-anak kecil sedang bermain-main di sebuah perkampungan, datanglah Sayyidina Umar Bin Khatthab, Melihat kedatangan sang Khalifah tersebut anak-anak kecil yang sedang asyik bermain berhamburan lari tunggang langgang meninggalkan permainannya karena takut terkena amarah sang khalifah yang terkenal keras dan pemarah itu. Akan tetapi beliau merasa heran pada salah seorang anak kecil yang tidak ikut berlari menghindari amarahnya. Kemudian beliau bertanya kepada anak tersebut. ” Nak…. mengapa engkau tidak ikut lari? Sementara teman-temanmu lari ketakutan melihatku.” Tanya Sang Khalifah” Mengapa saya harus lari? Dan kenapa saya harus takut? apa salah saya Kepadamu?. Kalaupun Baginda Khalifah mau lewat silahkan saja jalan ini masih sangat lebar untuk baginda lewati.” Jawab sang anak. Mendengar jawaban anak kecil yang tegas dan cerdas itu Sayyidina Umar berdecak kagum. ” Siapa namamu nak…?” Tanya khalifah kepada si kecil yang cerdas. “Namaku Abdullah Bin Zubeir, tuan” Jawabnya.
Pelajaran Bahasa Arab selesai, dilanjutkan dengan pelajaran Olahraga. Siswa-siswa berhamburan keluar kelas menuju lapangan untuk praktek pelajaran olahraga. Seluruh siswa telah siap berolahraga, ada yang bermain bola volley, sepak bola adapula yang hanya menonton dipinggir lapangan menunggu giliran bermain. Di tengah tengah permainan dari kejauhan ada sebuah becak melaju kencang menuju arah siswa siswa yang sedang berolahraga. Tidak disangka ternyata yang menaiki becak tersebut adalah seorang Kyai yang memiliki perangai mirip Kholifah Umar Bin Khotthob, Bertubuh kecil, tegas, Keras dan pemarah, beliau adalah Kyai Akyas. Seorang kyai yang sangat disegani oleh para santri dan guru di Buntet Pesantren, selain Alim beliau juga termasuk Muhaddits karena hafal ribuan Hadits Rasulullah SAW.
Melihat Kyai Akyas datang, siswa-siswa yang sedang asik bermain bola lari tunggang langang, Bahkan guru yang sedang membimbingpun ikut lari ketakutan. Mereka menghindari dan berusaha menjauh dari kyai yang sangat marah bila melihat para santri bermain bola, Karena menurut beliau permainan tersebut bertentangan dengan syariat islam dan haram hukumnya. Bahkan seringkali beliau marah tanpa adanya alasan yang bisa dipahami oleh orang lain. Sambil mengacung-acungkan tongkat kesayangannya beliu berteriak keras. ”Mariiiiiiiii …… aja dolanan baaaaal, Bubar kabeh…. Nguntap ……!!! .” ( Berhenti…… jangan main bola, Bubar semua…. Kurang ajar… !!!).
Pada saat siswa-siswa lari menjauh dari kyai Akyas ada salah seorang siswa yang bernama Syafii, dia tidak lari seperti teman-temannya, tapi justru mendekat pada kyai dengan maksud bersalaman mencium tangan sang Kyai. Kalaupun Kyai Akyas bertanya alasan mengapa tidak lari menghindarinya, diapun sudah siap dengan jawabannya. Ketika menjulurka tangan untuk menyalami sang Kyai, Tidak disangka dan tidak diduga ” Pletak,…. Pletok…. Pletak….” Tiga buah pukulan keras medarat di kepala sang siswa yang plontos, Hantaman benda keras itu tidak lain adalah tongkat kyai yang dilayangkannya untuk mengganjar santri itu.”Aduuuuuuuuuuh…….!!! Ampun Kyaiiiiiii…….” Dia mengerang kesakitan.
Disaat sang santri kesakitan Kyai Akyas terus mengomel keras ” Nguntap…. Arep apa sira marek marek……endi tepake?!!!”( Kurang ajar… Mau apa kamu mendekat…mana alat pemukulnya?!!!). Kyai Akyas menyangka permainan bola volley dan sepak bola itu menggunakan alat pemukul seperti badminton. Dari kejauhan siswa-siswa yang melihat kejadian tersebut tertawa cekikikan.
Rupanya santri yang satu ini berusaha meniru kecerdasan si kecil Abdullah Bin Zubeir menghadapi Umar Bin Khatthob supaya mendapatkan pujian dari sang Kyai, Persis seperti cerita dalam QIROAH yang dibacanya dari Buku Bahasa Arab tadi. Tapi apadaya ternyata Kyai Akyas Bukanlah Sayyidina Umar Bin Khatthab yang dia bayangkan.
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Sepe...rti biasanya Pak Chowas (begitu biasa beliau disapa oleh santri santrinya) memulai pelajarannya dengan “HIWAR” atau conversation. Satu persatu beliau memberi pertanyaan kepada murid-muridnya dengan berbahasa Arab.
Selesai berdialog beliau melanjutkan pelajaran berikutnya dengan membaca “QIRO’AH” atau reading. Beliau membacanya dengan fasih kemudian diikuti oleh para siswa. Qiroah yang dibaca oleh siswa siswa kelas 1 PGA itu bercerita tentang kecerdasan seorang anak kecil menghadapi sayyidina Umar Bin Khatthab RA salah seorang shahabat Rasul yang terkenal sangat keras.
Isi Cerita dalam qiroah tersebut kira-kira begini :
“Suatu hari ketika anak-anak kecil sedang bermain-main di sebuah perkampungan, datanglah Sayyidina Umar Bin Khatthab, Melihat kedatangan sang Khalifah tersebut anak-anak kecil yang sedang asyik bermain berhamburan lari tunggang langgang meninggalkan permainannya karena takut terkena amarah sang khalifah yang terkenal keras dan pemarah itu. Akan tetapi beliau merasa heran pada salah seorang anak kecil yang tidak ikut berlari menghindari amarahnya. Kemudian beliau bertanya kepada anak tersebut. ” Nak…. mengapa engkau tidak ikut lari? Sementara teman-temanmu lari ketakutan melihatku.” Tanya Sang Khalifah” Mengapa saya harus lari? Dan kenapa saya harus takut? apa salah saya Kepadamu?. Kalaupun Baginda Khalifah mau lewat silahkan saja jalan ini masih sangat lebar untuk baginda lewati.” Jawab sang anak. Mendengar jawaban anak kecil yang tegas dan cerdas itu Sayyidina Umar berdecak kagum. ” Siapa namamu nak…?” Tanya khalifah kepada si kecil yang cerdas. “Namaku Abdullah Bin Zubeir, tuan” Jawabnya.
Pelajaran Bahasa Arab selesai, dilanjutkan dengan pelajaran Olahraga. Siswa-siswa berhamburan keluar kelas menuju lapangan untuk praktek pelajaran olahraga. Seluruh siswa telah siap berolahraga, ada yang bermain bola volley, sepak bola adapula yang hanya menonton dipinggir lapangan menunggu giliran bermain. Di tengah tengah permainan dari kejauhan ada sebuah becak melaju kencang menuju arah siswa siswa yang sedang berolahraga. Tidak disangka ternyata yang menaiki becak tersebut adalah seorang Kyai yang memiliki perangai mirip Kholifah Umar Bin Khotthob, Bertubuh kecil, tegas, Keras dan pemarah, beliau adalah Kyai Akyas. Seorang kyai yang sangat disegani oleh para santri dan guru di Buntet Pesantren, selain Alim beliau juga termasuk Muhaddits karena hafal ribuan Hadits Rasulullah SAW.
Melihat Kyai Akyas datang, siswa-siswa yang sedang asik bermain bola lari tunggang langang, Bahkan guru yang sedang membimbingpun ikut lari ketakutan. Mereka menghindari dan berusaha menjauh dari kyai yang sangat marah bila melihat para santri bermain bola, Karena menurut beliau permainan tersebut bertentangan dengan syariat islam dan haram hukumnya. Bahkan seringkali beliau marah tanpa adanya alasan yang bisa dipahami oleh orang lain. Sambil mengacung-acungkan tongkat kesayangannya beliu berteriak keras. ”Mariiiiiiiii …… aja dolanan baaaaal, Bubar kabeh…. Nguntap ……!!! .” ( Berhenti…… jangan main bola, Bubar semua…. Kurang ajar… !!!).
Pada saat siswa-siswa lari menjauh dari kyai Akyas ada salah seorang siswa yang bernama Syafii, dia tidak lari seperti teman-temannya, tapi justru mendekat pada kyai dengan maksud bersalaman mencium tangan sang Kyai. Kalaupun Kyai Akyas bertanya alasan mengapa tidak lari menghindarinya, diapun sudah siap dengan jawabannya. Ketika menjulurka tangan untuk menyalami sang Kyai, Tidak disangka dan tidak diduga ” Pletak,…. Pletok…. Pletak….” Tiga buah pukulan keras medarat di kepala sang siswa yang plontos, Hantaman benda keras itu tidak lain adalah tongkat kyai yang dilayangkannya untuk mengganjar santri itu.”Aduuuuuuuuuuh…….!!! Ampun Kyaiiiiiii…….” Dia mengerang kesakitan.
Disaat sang santri kesakitan Kyai Akyas terus mengomel keras ” Nguntap…. Arep apa sira marek marek……endi tepake?!!!”( Kurang ajar… Mau apa kamu mendekat…mana alat pemukulnya?!!!). Kyai Akyas menyangka permainan bola volley dan sepak bola itu menggunakan alat pemukul seperti badminton. Dari kejauhan siswa-siswa yang melihat kejadian tersebut tertawa cekikikan.
Rupanya santri yang satu ini berusaha meniru kecerdasan si kecil Abdullah Bin Zubeir menghadapi Umar Bin Khatthob supaya mendapatkan pujian dari sang Kyai, Persis seperti cerita dalam QIROAH yang dibacanya dari Buku Bahasa Arab tadi. Tapi apadaya ternyata Kyai Akyas Bukanlah Sayyidina Umar Bin Khatthab yang dia bayangkan.
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Overdosis
Dipost : Kang Subhan Bae Lah
Overdosis
___________
di pondok pesantren Riyadlul `Ulum purwokerto pengajian "Bandungan kerap dilaksanakan, terutama pada malam hari sekitar jam delapan ketika selesai ngaji "Sorogan". waktu itu mengaji Tafsir Yasin yang di dalamnya terdapan BaB yang menguraikan seputar suarga. saat sang Kyai menjelaskan bahwa setiap laki laki yang masuk surga akan dinikahkan dengan 72 Bidadari, sang Kyai menjel...askan bahwa bidadari itu cantiknya luar biasa, jika satu bidadari suarga di masukan ke bumi, niscaya akan menjadi fitnah besar di bumi karena setiap orang lelaki akan berhasrat memilikinya.. saat diceritakan demikian para santri hanya terdiam "MLONGO"/Bengong.. salah seorang santri bernama Wahid berbisik kepada teman sebelah, sebut saja Pandu.
Wahid : enak ya Un.. dinikahkan 72 Bidadari,, wah tempur terus. yah.
Pandu : hahaha. lama kelamaan ya "LEDES". hahaha
Wahid : Apanya Un.....
Pandu : Tutuk Bedug`e... hahahah
Wahid : hahaha.. ayuh mendengarkan lagi.. lama lama seru juga...
Pandu : yu hu...
terus pak Kyai menceritakan seputar nikmatnya di surga.. dan terus para santri terdiam MLONGO...
terus wahid tanya lagi dengan Pandu..
Wahid : Ndu.. itu yang diceritakan kan laki laki.. kalau perempuan gimana ya Ndu.. apa Perempuan dinikahkan dengan 72 Arjuna...
Pandu : wah benar juga omonganmu.. coba tanya pak Kyai..
Wahid : ah gak berani lah.. ntar saja buat humor di kamar selesai pengajian...
setelah ngaji "Bandungan" Selesai para santri berkumpul di salah satu kamar. selanjutnya wahid bertanya kepada santri yang sedang kumpul.
Wahid : hey.. tadi kan yang dibicarakan waktu ngaji Tafsir Yasin tentang laki laki.. sekarang kalau seorang perempuan di sorga apa di nikahkan dengan 72 arjuna ya...
sontak semua santri tertawa...
salah seorang santri sebut saja didin. " hahaha. betul juga... sepertinya bakal KELABAKAN tu perempuannyna.. " jawaban didin membuat semua santri yang sedang kumpul tertawa terbahak bahak..
lalu wahid menambahi " hahahaha.. ndak cuma KELABAKAN, tapi Overdosis.. hahaha. bisa bisa di jait kalau sudah selesai tu perempuannya..
jawaban Wahid membuat semua santri ketawa keras terbahak bahak memecah kesunyian malam..
lalu pandu menambahi " hahahah.. perempuan satu melawan 72 arjuna suarga.. hahahah.. ya overdosis tingkat tinggi.. langsung masuk UGD,.. hhhaha
______________________________ _____________________________
demikian cerita Humor ala santri dari Pondok Pesantren Riyadlul `Ulum Purwokerto.. betapa bahagianya hidup di sebuah pesantren... beda dengan menuntut ilmu di sekolah umum biasa.. di pesantren semua teman menjadi saudara yang sangat akrab.. sedangkan di sekolah umum hanya tercap dengan TEMAN, istimewanya hanya SAHABAT. di pesanteren menjadi TEMAN SEJATI, SAHABAT SEJATI yang berkelanjutan
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Overdosis
___________
di pondok pesantren Riyadlul `Ulum purwokerto pengajian "Bandungan kerap dilaksanakan, terutama pada malam hari sekitar jam delapan ketika selesai ngaji "Sorogan". waktu itu mengaji Tafsir Yasin yang di dalamnya terdapan BaB yang menguraikan seputar suarga. saat sang Kyai menjelaskan bahwa setiap laki laki yang masuk surga akan dinikahkan dengan 72 Bidadari, sang Kyai menjel...askan bahwa bidadari itu cantiknya luar biasa, jika satu bidadari suarga di masukan ke bumi, niscaya akan menjadi fitnah besar di bumi karena setiap orang lelaki akan berhasrat memilikinya.. saat diceritakan demikian para santri hanya terdiam "MLONGO"/Bengong.. salah seorang santri bernama Wahid berbisik kepada teman sebelah, sebut saja Pandu.
Wahid : enak ya Un.. dinikahkan 72 Bidadari,, wah tempur terus. yah.
Pandu : hahaha. lama kelamaan ya "LEDES". hahaha
Wahid : Apanya Un.....
Pandu : Tutuk Bedug`e... hahahah
Wahid : hahaha.. ayuh mendengarkan lagi.. lama lama seru juga...
Pandu : yu hu...
terus pak Kyai menceritakan seputar nikmatnya di surga.. dan terus para santri terdiam MLONGO...
terus wahid tanya lagi dengan Pandu..
Wahid : Ndu.. itu yang diceritakan kan laki laki.. kalau perempuan gimana ya Ndu.. apa Perempuan dinikahkan dengan 72 Arjuna...
Pandu : wah benar juga omonganmu.. coba tanya pak Kyai..
Wahid : ah gak berani lah.. ntar saja buat humor di kamar selesai pengajian...
setelah ngaji "Bandungan" Selesai para santri berkumpul di salah satu kamar. selanjutnya wahid bertanya kepada santri yang sedang kumpul.
Wahid : hey.. tadi kan yang dibicarakan waktu ngaji Tafsir Yasin tentang laki laki.. sekarang kalau seorang perempuan di sorga apa di nikahkan dengan 72 arjuna ya...
sontak semua santri tertawa...
salah seorang santri sebut saja didin. " hahaha. betul juga... sepertinya bakal KELABAKAN tu perempuannyna.. " jawaban didin membuat semua santri yang sedang kumpul tertawa terbahak bahak..
lalu wahid menambahi " hahahaha.. ndak cuma KELABAKAN, tapi Overdosis.. hahaha. bisa bisa di jait kalau sudah selesai tu perempuannya..
jawaban Wahid membuat semua santri ketawa keras terbahak bahak memecah kesunyian malam..
lalu pandu menambahi " hahahah.. perempuan satu melawan 72 arjuna suarga.. hahahah.. ya overdosis tingkat tinggi.. langsung masuk UGD,.. hhhaha
______________________________ _____________________________
demikian cerita Humor ala santri dari Pondok Pesantren Riyadlul `Ulum Purwokerto.. betapa bahagianya hidup di sebuah pesantren... beda dengan menuntut ilmu di sekolah umum biasa.. di pesantren semua teman menjadi saudara yang sangat akrab.. sedangkan di sekolah umum hanya tercap dengan TEMAN, istimewanya hanya SAHABAT. di pesanteren menjadi TEMAN SEJATI, SAHABAT SEJATI yang berkelanjutan
https://www.facebook.com/groups/HOKI12345/
Pisang Goreng Aktual
Dipost : Ajid Aziz Al-Abbasiyy
Pisang Goreng Aktual
Saat ramai-ramainya gerakan penjatuhan Gus Dur dari kursi Presiden Tahun 2001. Orang-orang NU di Madura, terus mengawasi berita-berita di TV, untuk mengikuti perkembangan. Hampir tiap detik, TV mereka awasi. Termasuk Kyai-kyai Madura, sambil melihat TV kyai-kyai berdiskusi, lalu menerangkan pada santrinya ; pesan kyai Para santriku kalian jangan sampai meninggalkan berita akt...ual tentang Gus Dur ini, harus selalu diawasi pinta kyai berulang-ulang. Setelah acara usai, H Mardun salah seorang santrinya, bertanya: apa artinya aktual itu kyai? Saya kok ngung bingung Kyai? Ooh , actual itu artinya sedang panas-panasnya atau sedang hangat-hangatnya oooh begitu ya kyai jawab H Mardun. Seminggu kemudian, H Mardun menjadi tuan rumah Istighosah dalam rangka memanjatkan doa pada Allah SWT, agar bangsa Indonesia diberi kesalamatan, termasuk Gus Dur. Setelah Acara selesai, segera hidangan dikeluarkan, termasuk pisang goreng. Lalu sebagai tuan rumah H Mardun, mempersilahakan para tamu memakan hidangan kecil monggo poro kyai, para bapak, pisang Gorengnya dimakan mumpung masih aktual. Para Kyai serempak tertawa.*******
Pisang Goreng Aktual
Saat ramai-ramainya gerakan penjatuhan Gus Dur dari kursi Presiden Tahun 2001. Orang-orang NU di Madura, terus mengawasi berita-berita di TV, untuk mengikuti perkembangan. Hampir tiap detik, TV mereka awasi. Termasuk Kyai-kyai Madura, sambil melihat TV kyai-kyai berdiskusi, lalu menerangkan pada santrinya ; pesan kyai Para santriku kalian jangan sampai meninggalkan berita akt...ual tentang Gus Dur ini, harus selalu diawasi pinta kyai berulang-ulang. Setelah acara usai, H Mardun salah seorang santrinya, bertanya: apa artinya aktual itu kyai? Saya kok ngung bingung Kyai? Ooh , actual itu artinya sedang panas-panasnya atau sedang hangat-hangatnya oooh begitu ya kyai jawab H Mardun. Seminggu kemudian, H Mardun menjadi tuan rumah Istighosah dalam rangka memanjatkan doa pada Allah SWT, agar bangsa Indonesia diberi kesalamatan, termasuk Gus Dur. Setelah Acara selesai, segera hidangan dikeluarkan, termasuk pisang goreng. Lalu sebagai tuan rumah H Mardun, mempersilahakan para tamu memakan hidangan kecil monggo poro kyai, para bapak, pisang Gorengnya dimakan mumpung masih aktual. Para Kyai serempak tertawa.*******
taktik jual sarung pedagang arab
kirimas dari : Ajid Aziz Al-Abbasiyy
Cara Membaca Orang Arab
Di pasar tanah abang ada seorang penjual "sarung" dari Jazirah Arab. untuk menarik perhatian pembeli, dia berkata; sarung murah, awet, tahan lama, dijamin sepuluh tahun warna tidak luntur. kalau tidak terbukti boleh dibalikin.
Karena tertarik, seorang pembeli datang untuk menawar, setelah terjadi kesepakatan harga,ahirnya sarung itu pun jadi dibelinya.
Setelah dibawa pula...ng dan dipakai beberapa hari, kemudian sarung itu dicuci, eh...ternyata sarungnya luntur dan warnannya berubah. Si pembeli berkata: Arab brengsek....!, kurang asem, kurang garam, kurang ajar, kurang-kurang...., setelah itu dia bergegas mengembalikan sarung tersebut.
Sambil brontak, dia berkata pada orang arab tersebut, hai arab gimana disarung ini tertulis "Dijamin Tidak Luntur", tapi setelah saya cuci sarung ini, eh.. luntur. pokoknya saya mintak dikembalikan uang saya.
Dengan santai orang arab tersebut menjawab, aku kan orang arab kalau baca tulisan kan dari kanan jadi, "Dijamin Tidak Luntur", aku baca
"Luntur Tidak Dijamin ", gitu...indo..
Sialah...!!! sambil ketawa terbahak-bahak, eh gak jadi marah.
Cara Membaca Orang Arab
Di pasar tanah abang ada seorang penjual "sarung" dari Jazirah Arab. untuk menarik perhatian pembeli, dia berkata; sarung murah, awet, tahan lama, dijamin sepuluh tahun warna tidak luntur. kalau tidak terbukti boleh dibalikin.
Karena tertarik, seorang pembeli datang untuk menawar, setelah terjadi kesepakatan harga,ahirnya sarung itu pun jadi dibelinya.
Setelah dibawa pula...ng dan dipakai beberapa hari, kemudian sarung itu dicuci, eh...ternyata sarungnya luntur dan warnannya berubah. Si pembeli berkata: Arab brengsek....!, kurang asem, kurang garam, kurang ajar, kurang-kurang...., setelah itu dia bergegas mengembalikan sarung tersebut.
Sambil brontak, dia berkata pada orang arab tersebut, hai arab gimana disarung ini tertulis "Dijamin Tidak Luntur", tapi setelah saya cuci sarung ini, eh.. luntur. pokoknya saya mintak dikembalikan uang saya.
Dengan santai orang arab tersebut menjawab, aku kan orang arab kalau baca tulisan kan dari kanan jadi, "Dijamin Tidak Luntur", aku baca
"Luntur Tidak Dijamin ", gitu...indo..
Sialah...!!! sambil ketawa terbahak-bahak, eh gak jadi marah.
Howang-Howing Jadi Kaya
Suatu hari, seorang Tionghoa bernama Koh
Bun Fat sowan ke Kiai Kholil. Dia bermaksud untuk meminta pertolongan
kepada Kiai Kholil agar bisa terkabul hajatnya.
"Kiai, saya minta didoakan agar cepat kaya. Saya sudah bosan hidup miskin", kata Koh Bun Fat dengan penuh harap.
Melihat permintaan Koh Bun Fat itu, kiai lantas memberi isyarat menyuruh mendekat. Setelah Koh Bun Fat dihadapan Kiai Kholil, tiba-tiba Kiai Kholil menarik tangan Koh Bun Fat dan memegangnya erat-erat seraya berucap :
"Saafu lisanatan. Howang-howang, hoing-hoing, Pak Wang, Howang Noang tur cetur, salang kacetur, sugih..... sugih..... sugih.....", suara Kiai Kholil dalam bahasa yang tidak dimengerti.
Setelah mendapat doa dari Kiai Kholil itu, Koh Bun Fat benar-benar berubah kehidupannya, dari orang miskin menjadi kaya.
Oleh Kang Subhan Bae Lah di H.O.K.I ( Humor Kyai Dan Santri ) (Berkas)
"Kiai, saya minta didoakan agar cepat kaya. Saya sudah bosan hidup miskin", kata Koh Bun Fat dengan penuh harap.
Melihat permintaan Koh Bun Fat itu, kiai lantas memberi isyarat menyuruh mendekat. Setelah Koh Bun Fat dihadapan Kiai Kholil, tiba-tiba Kiai Kholil menarik tangan Koh Bun Fat dan memegangnya erat-erat seraya berucap :
"Saafu lisanatan. Howang-howang, hoing-hoing, Pak Wang, Howang Noang tur cetur, salang kacetur, sugih..... sugih..... sugih.....", suara Kiai Kholil dalam bahasa yang tidak dimengerti.
Setelah mendapat doa dari Kiai Kholil itu, Koh Bun Fat benar-benar berubah kehidupannya, dari orang miskin menjadi kaya.
Oleh Kang Subhan Bae Lah di H.O.K.I ( Humor Kyai Dan Santri ) (Berkas)
Subscribe to:
Posts (Atom)